
Kab. Mojokerto (Humas) Kamis, 22/09 bertempat di Masjid Agung Darussalam Gemekan Sooko Mojokerto, diselenggarakan kegiatan silaturrahmi da’i dan khotib dalam rangka penguatan islam wasathiyah untuk Indonesia damai, acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan sambutan Sambutan Ketua Penyelenggara Kegiatan yang disampaikan oleh Kanit 1 Subdit Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT, AKBP Moh. Dofir, S.Ag., S.H., MH, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa radikalisme merupakan lahan subur untuk berkembangnya kejahatan terorisme dan salah satu indikator yang menjadi bibit radikalisme yakni intoleran.
“Sikap intoleransi merupakan bentuk pengingkaran terhadap kebinekaan dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila maupun norma-norma agama yang beradab,” tuturnya.
Untuk itu ia mengajak dai dan khatib bersama-sama berperan aktif dalam mencegah berkembangnya intoleransi dan radikalisme serta memerangi terorisme. Menurutnya kunci strategi mencegah intoleransi dan radikalisme adalah masyarakat umum, pelajar, dan tokoh masyarakat dengan tujuan menanamkan nilai keindonesiaan dan nilai kedamaian.
“Kegiatan ini sangat strategis karena dai dan khatib terjun langsung di lingkungan masyarakat untuk mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, serta anak bangsa di manapun berada untuk berani dengan tegas mencegah paham intoleransi dan radikalisme,” papar Dofir.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Bakesbangpol Kab. Mojokerto Drs. Nugroho Budi Sulistyo, M.Si. sekaligus membuka acara secara resmi, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Indeks rawan radikalisme dan terorisme kab. Mojokerto menduduki urutan ke 3. Maka kami ucapkan terima kasih kepada penyelenggara atas terlaksananya kegiatan ini, mudah-mudahan manfaat dan Kab. Mojokerto aman.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari nara sumber dan dialog, bertindak sebagai moderator Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Mokokerto Mukti Ali, S.Ag, MM., Narasumber yang pertama KH. Ma’ruf Khozin : Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur, dalam paparannya beliau menyampaikan Ajaran di dalam Islam semua nya adalah WASATHIYAH، rendah diri dan sombong tidak boleh, yg baik adalah tawadhu’. Pelit dan boros tidak disukai. Yg disukai adalah sederhana. Terkait dengan berbangsa, yang tidak boleh adalah mengkafirkan bangsanya sendiri.
Narasumber berikutnya adalah Ust. Abu Fida’ atau Muhammad Saifudin Umar adalah mantan napi kasus terorisme (napiter). Beliau menyampaikan الحكمة صالة للموءمنين
اللهم أرنا الحق حقا وارذقنا اتباعه وأرناالباطل باطلا وارذقنا اجتنابه
Pesan kami, jangan sampai salah baca buku, buku2 yang mengajak kepada radikalisme dan terorisme.
Dan sebagai pamungkas Narasumber yang terakhir KH. Miftakhul Akhyar Rais Am PBNU Ketua MUI Pusat dan Pengasuh Ponpes Miftachus Sunnah Surabaya, beliau menyampaikan Islam agama terakhir samawi yang menyempurnakan agama samawi sebelumnya. kesempurnaan Islam jangan disempitkan dengan hanya baca buku al wala wal bara’. Jangan mudah terkecoh dan mari belajar Islam secara kaffah. (èmfa/yy)